Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis penguatan program studi dengan tema “Edukasi Bahan Kimia/Zat Aditif pada Jajanan di Sekolah dan Pemilihan Makanan Sehat bagi Anak” telah dilaksanakan di SDIT Al-Asror Tulungagung. SDIT Al-Asror merupakan sekolah milik Yayasan Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Asror yang beralamat di Jl. Iswahyudi No. 8 RT 1 RW 2 Dusun Ringinagung, Desa Ringinpitu, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2022. Peserta kegiatan terdiri dari guru dan tenaga pendidik SDIT Al-Asror yang berjumlah 28 orang. Narasumber pada kegiatan edukasi ini adalah pelaksana kegiatan dan penulis reportase kegiatan ini, yaitu Bapak Ali Amirul Mu’minin, M.Pd., dosen Prodi Tadris Kimia FTIK UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
Penentuan tema dan peserta dalam kegiatan edukasi ini dilatarbelakangi oleh makanan yang mengandung zat aditif berbahaya tidak menutup kemungkinan ditemukan di lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan oleh usia anak sekolah pada umumnya kurang memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi jika tidak diawasi oleh orang tua. Kondisi seperti ini dapat memicu beberapa pihak untuk menjual makanan yang secara kualitas bukan termasuk makanan sehat karena besar kemungkinan menggunakan zat aditif yang berbahaya dalam pengolahannya, seperti zat pewarna tekstil, zat pengawet mayat, dan sebagainya. Oleh karena itu, pengetahuan tentang zat aditif makanan dan pemilihan makanan sehat bagi anak perlu dimiliki oleh orang tua dan guru sekolah dasar agar dapat menanamkan pengetahuan yang benar tentang makanan sehat bagi anak sejak dini. Makanan sehat dari segi kualitas (gizi) dan kuantitas (ukuran/porsi) yang diberikan kepada anak sejak dini sangat baik untuk pertumbuhan anak, baik fisik, mental, maupun kemampuan kognitif. Kusumaningsih, dkk. dalam Jurnal Mitra Mahajana tahun 2021 menyatakan bahwa makanan sehat akan memberikan banyak keuntungan bagi anak dalam meraih prestasi, baik dibidang akademik dan olahraga serta aktifitas lainnya.
Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan guru sekolah dasar yang sekaligus berperan sebagai orang tua tentang zat aditif pada jajanan anak di sekolah dan pemilihan makanan sehat bagi anak sebelum dan setelah menerima edukasi. Metode pengabdian yang digunakan adalah service learning dengan pretest-posttest design. Metode service learning adalah metode yang mengintegrasikan kegiatan akademis (pembelajaran) pada pemberdayaan masyarakat yang dapat diimplementasikan secara berkelanjutan (Bawole dan Oentoro, 2019). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diawali dengan menyebarkan angket pretest kepada peserta untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal tentang zat aditif pada jajanan anak di sekolah dan pemilihan makanan sehat bagi anak. Setelah itu, peserta diberikan materi edukasi tentang zat aditif makanan dan pemilihan makanan sehat bagi anak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ditutup dengan menyebarkan angket posttest kepada peserta untuk mengetahui hasil edukasi terhadap tingkat pengetahuan tentang zat aditif pada jajanan anak di sekolah dan pemilihan makanan sehat bagi anak.
Data skor pretest dan posttest peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis diawali dengan menghitung persentase skor yang diperoleh, kemudian dicocokkan dengan kriteria tingkat pemahaman yang dirujuk dari Arikunto (2006). Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan tingkat pengetahuan awal guru sekolah dasar yang sekaligus berperan sebagai orang tua tentang zat aditif pada jajanan anak di sekolah termasuk dalam kriteria paham yang ditunjukkan dengan rata-rata persentase skor pretest sebesar 54,76%, tingkat pengetahuan awal tentang pemilihan makanan sehat bagi anak termasuk dalam kriteria sangat paham yang ditunjukkan dengan rata-rata persentase skor pretest sebesar 76,79%, dan hasil edukasi menunjukkan tingkat pengetahuan menjadi meningkat dan termasuk dalam kriteria sangat paham yang ditunjukkan dengan rata-rata persentase skor posttest zat aditif pada jajanan di sekolah sebesar 79,76% dan pemilihan makanan sehat bagi anak sebesar 89,29%.