Dosen Jurusan Tadris Kimia FTIK IAIN Tulungagung Hadiri Lokakarya Himpunan Kimia Indonesia (HKI) dan First Congress of Organisation for Woman in Science for The Developing World (OWSD) Indonesia National Chapter

Jurusan Tadris Kimia FTIK IAIN Tulungagung untuk kali pertama mengikuti acara Lokakarya Himpunan Kimia Indonesia (HKI). Acara yang diselenggarakan  di Hotel Sheraton Surabaya pada tanggal 19 Juli 2018 itu berbarengan dengan acara Pertemuan Organisation for Woman in Science for The Developing World (OWSD). Seperti diketahui, Indonesian Chemical Society atau Himpunan Kimia Indonesia (HKI) merupakan suatu organisasi yang beranggotakan dosen dan peneliti bidang kimia di Indonesia. Secara periodik, HKI mengadakan pertemuan ilmiah yang mempertemukan para dosen dan peneliti bidang kimia dan pendidikan kimia sehingga antar peneliti dapat melakukan sharing tentang trending topik penelitian.

HKI 1 HKI 2

Presiden OWSD Indonesia National Chapter, Sri Fatmawati, Ph.D. menjelaskan bahwa OWSD merupakan organisasi nonprofit di bawah UNESCO yang mewadahi para saintis perempuan Indonesia agar dapat berkontribusi lebih kepada bangsa dan negara melalui ilmu sains yang telah dikuasainya. Diharapkan para saintis perempuan semakin banyak yang peduli terhadap persoalan-persoalan perempuan yang seringkali menjadi objek kekerasan. Pada acara tersebut hadir pula Deputi BKKBN Pusat, Prof. Rizal Martua Damanik sebagai salah satu keynote speaker menyampaikan materi tentang kesehatan perempuan Indonesia. Lebih lanjut, beliau menuturkan bahwa masih perlu perhatian besar terhadap beberapa kasus seperti masih banyaknya ibu hamil yang tidak terselamatkan saat melahirkan, masih rendahnya kesehatan ibu hamil,  serta masih ditemukannya gizi buruk yang diderita oleh ibu hamil dan anak di beberapa daerah.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula wali kota Surabaya yang juga menginspirasi sainstis perempuan Indonesia. Ibu Risma yang juga pernah hadir sebagai pemateri di kampus IAIN Tulungagung beberapa waktu yang lalu, menuturkan bahwa menjalankan peran sebagai walikota kota di kota terbesar kedua di Indonesia ini merupakan pekerjaan yang berat. Surabaya yang dulu dikenal dengan kampung Dolly-nya, kini sudah berubah menjadi kampung yang bersih, indah dan nyaman. “Keberhasilan penutupan lokalisasi Dolly merupakan prestasi yang luar biasa meskipun waktu itu menjadi sorotan dunia. Tujuan terbesarnya adalah untuk melindungi perempuan dan mengajak perempuan untuk berkarya agar berdaya di masyarakat,” tambahnya.

“Kaitannya dengan masalah perempuan, Pemkot Surabaya kemudian berusaha memberdayakan perempuan yang tinggal di area tersebut untuk membuat kerajinan tangan dan berbagai jenis makanan kemudian tumbuhlah Usaha Masyarakat Kecil Menengah. Bahkan produk mereka telah berhasil diekspor ke luar negeri, dan beberapa waktu mendatang produk-produk tersebut juga akan diikutkan pada bazar yang digelar di Liverpool Inggris,” tambah Bu Risma. Dari uraian ini dapat kita pelajari bahwa sungguh banyak peran perempuan Indonesia yang dapat diberdayakan untuk bangsa dan negara ini.

Acara selanjutnya yakni Lokakarya Himpunan Kimia Indonesia dan Peresmian Inorganic Chemistry Division. Lokakarya dipimpin oleh Bapak Tatas H.P. Brotosudarmo, Dipl. Chem., Ph.D.,  Ketua Himpunan Kimia Indonesia (Indonesian Chemical Society) untuk peresmian Divisi Kimia Anorganik HKI. Melalui musyawarah mufakat, lokakarya memutuskan bahwa Dr. Djoko Hartanto, M.Si. terpilih sebagai ketua dan Adi Darmawan, M.Si., Ph.D. sebagai Wakil Ketua Divisi Kimia Anorganik HKI. Kriteria pemilihan ketua diantaranya adalah sebagai anggota HKI yang aktif, bersedia dengan jabatan tersebut, mampu membina divisi dan mengembangkan divisi kimia anorganik dan berkoordinasi dengan divisi-divisi yang lain di HKI, serta bersedia untuk menggali keaktifan anggota HKI.

Dalam sambutannya, Dr. Djoko Hartanto, M.Si. yang akrab dipanggil Ki Djoko memberikan motivasi kepada kampus-kampus yang baru menyelenggarakan Jurusan Kimia/ Tadris Kimia harus semangat dan tidak boleh merasa pesimis. Ibarat biji sawi, meskipun kecil dan jumlahnya 100. Jika hilang satu tinggal 99. Satupun tetap berarti.

Perwakilan dosen Jurusan Tadris Kimia IAIN Tulungagung , Tutik Sri Wahyuni,M.Pd. yang menghadiri lokakarya tersebut merasa senang karena mendapatkan pengalaman baru bertemu dengan para dosen dan peneliti senior yang berasal dari berbagai kampus di Indonesia. Ia juga mendapatkan motivasi bahwa meskipun masih jurusan baru, harus tetap semangat untuk tumbuh dan berkembang.

 “Sebagai jurusan baru, seperti Jurusan Tadris Kimia di FTIK IAIN Tulungagung harus aktif dalam pertemuan ilmiah seperti ini agar bisa sharing pengalaman untuk mengembangkan jurusan dan menjalin relasi dengan kampus-kampus lain. Untuk jadi hebat, yang diperlukan adalah kuatnya tekad. Memorandum of Understanding (MoU) dengan kampus-kampus lain juga sangat diperlukan khususnya untuk perencanaan manajemen laboratorium kimia dan trending riset yang dapat dikerjakan,” terang staf jurusan yang mewakili lokakarya tersebut. Semoga dengan lokakarya HKI ini dapat mengawali peran aktif dosen-dosen jurusan Tadris Kimia IAIN Tulungagung di waktu mendatang. (adm.tkim)