Sosialisasi “Pengolahan Limbah Diaper Bayi Menjadi Pupuk dan Media Tanam”

Tata cara mengolah limbah anorganik sejenis plastik merupakan permasalahan dalam pengolahan sampah yang dialami masyarakat. Sampah plastik sendiri merupakan jenis sampah yang sulit terurai di dalam tanah, dan membutuhkan minimal 100 tahun untuk bias terurai. Perlu diketahui bahwa banyaknya limbah diaper bayi yang dibuang ke sungai akan menyebabkan banyaknya bakteri E-coli yang mencemari sungai serta material SAP dalam diaper bayi berupa gel akan terurai dan tergenang oleh air menjadi plastik microfiber.
WhatsApp Image 2020-07-06 at 16.06.31Apabila bakteri E-coli dalam diaper bayi tercemar dalam sungai tentu akan menyebabkan berbagai penyakit seperti diare serta ikan yang dikonsumsi sudah tercemar material SAP yang tentunya sangat berbahaya jika dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh manusia. Maka dari itu, divisi kesehatan dan lingkungan hidup KKN Tambakan Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, tim KKN mahasiswa jurusan Tadris Kimia, M. Alfian Rosyadi mensosialisasikan pengolahan limbah diaper bayi yang ramah lingkungan kepada masyarakat di Desa Tambakan (07/02/2020).
Pemateri menjelaskan bahwa didalam limbah diaper terdapat sebuah gel yang memiliki kandungan poliakrilat dan bersifat superabsorbent atau daya serap tinggi. Gel didalam diaper bayi inilah yang akan digunakan sebagai bahan pokok pembuatan pupuk dan media tanam. Pemateri mempratekkan bersama masyarakat Desa Tambakan tentang tata cara pengolahan limbah diaper menjadi pupuk dan media tanam. Perlengkapan yang dibawa yakni air 5 Liter, EM4 100 ml, air gula 50 ml, Limbah Diaper secukpnya, dan bunga mawar. Masyarakat juga mempraktikkan secara langsung pembuatan media tanam tersebut dengan rasa antusias sampai acara berakhir.