Hadirkan Kepala BPIP, IAIN Tulungagung Gelar Talk Show tentang Spiritualitas Pancasila

Selasa, 05 Januari 2021 10:24
Hadirkan Kepala BPIP, IAIN Tulungagung Gelar Talk Show tentang Spiritualitas Pancasila
Tulungagung – Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung menghadirkan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, dalam sebuah Talks Show dengan tema “Mengokohkan Spiritualitas dan Bhinea Tunggal Ika dalam Kebangsaan Indonesia”. Kegiatan ini digelar di Aula Lantai 6 Gedung KH Arief Mustaqiem IAIN Tulungagung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Turut hadir dalam acara tersebut beberapa tokoh masyarakat serta tokoh lintas agama di Kabupaten Tulungagung.

Rektor IAIN Tulungagung, Maftukhin sebagai Keynote Speaker menyampaikan bahwa peserta dalam Talk Show tersebut sebagaian besar adalah dosen pengampu mata kuliah Pancasila di semua fakultas di lingkungan IAIN Tulungagung, para pegiat dan tokoh masyarakat dari semua agama dan kepercayaan.

Dalam penyampaiannya secara singkat Rektor menyampaikan perihal sejarah Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang beberapa tahun lalu IAIN Tulungagung pernah melakukan riset tentang jejak sejarah keduanya di wilayah Kabupaten Tulungagung. Menurutnya, dua tema ini sebenarnya diambil dari dua kitab yang ditulis pada masa yang sama, Pancasila ada di buku Negara Kertagama yang ditulis oleh Empu Prapanca. Sedangkan yang kedua Bhineka Tunggal Ika ditulis oleh Empu Tantular.

Berbeda dengan pemaknaan yang ada saat ini, kedua hal tersebut menurut Rektor sebetulnya bermakna kebaikan tertinggi. Atau kebaikan tertinggi kepada Sang Maha Tunggal.

Masih menurut Rektor, kedua kitab tersebut ditulis oleh dua orang dari guru yang sama, yakni Gayatri Rajapatni. Karena itu sangat dimungkinkan bahwa sebetulnya konsep Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika itu adalah konsepnya Ibu Gayatri. Adapun Candi pendermaannya Ibu Gayatri ada di Boyolangu, Tulungagung.

Lebih lanjut Rektor mengatakan bahwa sebenarnya munculnya konsep-konsep tersebut bukan tanpa sebab. Akan tetapi akibat adanya konflik antar agama yang sangat luar biasa. Antara Siwa dan Budha, bahkan Budha sendiri tidak hanya satu, diantaranya Tantrayana dan Mahayana.

“Ketika konflik antar madhzab dalam agama selesai maka Majapahit menjadi mercusuar dunia yang pada waktu itu wilayahnya senusantara hingga Vietnam (campa pada waktu itu) pada masa Tribuana Tunggadewi.” kata Rektor.

Sementara itu, sebagai Narasumber, Kepala BPIP, Yudian Wahyudi dalam pemaparannya dengan menyampaikan sejarah ketika Nabi Muhammad SAW menakhlukkan Makkah atau yang dikenal dengan Fathu Makkah pada tahun 630 Masehi atau 10 Ramadhan 8 Hijriah. Menurut Yudian peristiwa tersebut merupakan yang pertama terjadinya Revolusi tidak berdarah.

foto pncasilaLalu apa hubungannya peristiwa tersebut dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika? Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut menjelaskan, bahwa Soekarno adalah umat Nabi Muhammad SAW yang paling mampu melaksanakan praktek politik lapangan tertinggi Rasulullah SAW yakni melakukan Revolusi tidak berdarah.

“Apa itu? Proklamasi kita yang berjalan 59 detik dan tidak ada pertumpahan darah. Itupun mempersatukan lebih dari 40 kerajaan pada zamannya masing-masing,” kata Kepala BPIP.

Lebih lanjut Kepala BPIP menyampaikan bahwa Revolusi tersebut bisa dilakukan Soekarno mewakili para tokoh bangsa Indonesia dengan membawa konsep Pancasila. Dan menurutnya spiritualitas itu sangat jelas ada dalam Pancasila di mana ada sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa.

Tak hanya itu, dikatakan juga oleh Kepala BPIP adapun nilai-nilai dalam lima sila Pancasila, semua dapat dengan mudah ditemui pada ajaran atau kitab suci semua agama yang diakui oleh negara Republik Indonesia. Sehingga apa yang ada dalam Pancasila sudah sangat cocok dengan keragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Sebelum mengakhiri materinya, Kepala BPIP juga menyampaikan bahwa kita adalah umat beragama yang paling beruntung hidup di negara ini. Karena kita menempatkan Tuhan di atas tapi disertai dengan perwujudannya yang tidak lepas dari Ketuhanan itu sendiri dengan cara melibatkan kemanusiaan.

“Inilah kalau dibilang spiritualitasnya yang unik dibandingkan yang ada di tempat lain.” kata Kepala BPIP.

Jalannya Talk Show tersebut selengkapnya bisa disaksikan di channel youtube Satu Televisi.(sin)